BAB IV
SISTEM PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL APLIM
APOM
a.
Sistem Pendidikan Tradisional
I.
Ap Iwol
a.
apiwol
Apiwol (Bahasa Ngalum)
adalah bangunan rumah adat dari marga/sub marga tertentu. Setiap marga/sub
marga memiliki Apiwol masing-masing. Fungsi dari Apiwol adalah tempat menyimpan
benda-benda pusaka, pusat rahasia hidup suatu marga/sub marga, tempat
pendidikan pendewasaan bagi kaum laki-laki. Misalnya Uropmabin dilarang masuk
ke Apiwol Siktaop begitu juga sebaliknya kecuali ada marga/sub marga tertentu
yang dianggap orang yang netral bisa mengetahui rahasia hidup, benda
suci/sakral dari marga/sub marga tertentu, misalnya yang dianggap netral adalah
marga Mimin. Kaum laki-laki yang belum didewasakan (Inisiasi) dan semua kaum
perempuan tidak diperkenankan untuk mendekati lingkungan sekitar Apiwol apalagi
masuk bangunannya. Aktivitas yang dilakukan di Apiwol adalah upacara
ritual seperti syukuran, pemberkatan, penguatan dan pendewasaan.
II.
Pendidikan
Bokam
b.
Bokam
Bokam (Bahasa Ngalum)
adalah bangunan rumah/ tempat tidur khusus bagi kaum laki-laki tetapi tidak
terbatas pada suatu marga/submarga tertentu. Bokam tidak menyimpan
rahasia-rahasia penting/ benda sakral, sehingga kaum laki-laki yang belum
diinisiasikanpun bisa tidur di Bakom. Tempat ini lebih banyak dihuni kaum
remaja dan dewasa yang belum menikah.
III.
Pendidikan
aip
c.
Aip
Pengertian Aib (Bahasa
Ngalum) secara umum adalah bangunan atau rumah tetapi Aip juga merupakan
salah satu nama dari 4 jenis rumah suku Kupel,Ngalum. Jadi Aip yang dimaksud adalah pusat perekonomian keluarga, tempat
tinggal orang yang sudah berkeluarga, tempat tinggal anak-anak yang belum
diinisiasikan secara adat, tempat bertemunya orang tua, dewasa, remaja dan anak
anak. Seorang anak laki-laki yang sudah diinisiasikan secara adat dan orang
dewasa bujang bisa dapat beraktivitas di Aip tetapi tidak diperkenankan untuk
tidur, begitupun dengan perempuan yang sedang menstruasi tidak diperkenankan
untuk masuk ke Aip selama masa menstruasi.
IV.
Pendidikan
Sukam
d.
Sukam (apdikip)
Pendidikan
sukam (Bahasa Ngalum) membekali
perempuan dengan pola hidup adat Aplim Apom sehingga mampu melakukan segala
nilai-nilai yang diberikan Atangki.
Pendidikan
sukam merupakan pendidikan yang khusus bagi perempuan dan pendidik atau
pembinanya adalah ibu kandung, ibu-ibu
yang dituakan atau dianggap mempunyai kapasitas. Pendidikan ini lebih banyak
dilakukan seorang ibu terhadap anak perempuan secara rutin sehingga apa yang
diajarkan melekat pada dirinya dan menjadi bekal yang tidak terpisahkan dalam
hidupnya. Pendidikan ini lebih pada bagaimana seorang ibu mengajarkan anak
perempuannya menyikapi ketika masa menstruasi tiba atau proses persalinan
dilakukan. Semua proses yang dilakukan menjadi rahasia hidup bagi perempuan sehingga
tidak diketahui oleh laki-laki. Berikut langkah-langkah yang dilakukan seorang
perempuan ketika masa menstruasi tiba. Memberitahukan kepada orang tua, saudara atau teman dekat. Seorang perempuan diharuskan tinggal di sukam selama masa
menstruasi, artinya perempuan tidak tinggal di Aip dan segala kebutuhan makan
dan minum diantar dari Aib ke Sukam oleh perempuan. Seorang perempuan tidak bekerja selama masa
menstruasi. Seorang
perempuan tidak beraktivitas atau tinggal bersama laki-laki selama masa menstruasi. Setelah masa menstruasi selesai bisa dapat kembali ke Aip
akan tetapi kurang lebih 2 hari dilarang untuk berdekatan dengan laki-laki
karena dianggap belum bersih normal. Dan Apdikip (Bahasa Ngalum) adalah bangunan rumah/tempat tidur bagi perempuan
yang sedang menstruasi dan tempat persalinan ibu hamil. Selama menstruasi
perempuan tidak diperkenankan untuk ke Aip dan tidak mendekati atau melakukan
aktivitas bersama laki-laki.
1.
Tari Tarian
Adat
I.
OKSANG
Atangki (Allah) menciptakan manusia di
Aplim Apom dan memberikan karuniaNya untuk hidup sesuai dengan harapan, yaitu
hidup bersosial dalam menjaga, mengelolah seluruh ciptaanNya. Salah satu
karunia Atangki yang kita rasakan adalah tarian oksang. Tarian oksang adalah
tarian khas suku Ngalum yang dimainkan oleh sekumpulan orang bertujuan untuk
memupuk cinta persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan. Tarian oksang dapat
dibagi menjadi dua yaitu; oksang aip (dalam bangunan) oksang mangol (diluar
bangunan). Tarian oksang mempunyai makna politik, ekonomi, sosial, kesehatan,
pendidikan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan manusia Aplim Apom. Tujuan
utama pendirian bangunan oksang aip adalah untuk meningkatkan perekonomian
rakyat. Tarian oksang tidak asing bagi orang Aplim Apom terutama bagi suku
Ngalum karena satu-satunya tarian khas suku Ngalum yang populer adalah tarian Oksang, namun
apakah generasi suku Ngalum sekarang telah menguasai tarian oksang?. Berikut
kami uraikan domain kognitif terhadap
tarian oksang sehingga orang Ngalum benar-benar dapat mengetahui sejauh mana
level kognitifnya.
1.
Pengetahuan (Knowledge). Orang yg berada di level ini bisa menguraikan definisi
dari oksang, dan karakteristik oksang. Level ini seseorang belum bisa
memaknai dan menari tarian oksang.
2.
Pemahaman (Comprehension). Orang yang berada di di level ini bisa memahami dan
memaknai tetapi belum bisa menari tarian oksang.
3.
Aplikasi (Application). Ditingkat ini seseorang mampu merangkum
mengaplikasikan/ menari tarian oksang.
4.
Analisis (Analysis). Di level ini seseorang akan mampu memilah-milah tarian
atau bangunan tarian oksang yang baik dan buruk, membanding-bandingkan tingkat
keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab kegagalan ke
dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5.
Sintesis (Synthesis). Di tingkat ini seseorang mampu memberikan solusi
permasalahan yang terjadi di tarian oksang berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas tarian oksang.
6.
Evaluasi (Evaluation). Di tingkat ini seorang mampu menilai alternatif solusi
yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, dan
nilai ekonomis. Setelah mengetahui domain kognitif, kira-kira rekan-rekan
pembaca masuk level mana?. Domain kognitif diatas hanya menguraikan kognitif
rekan-rekan pembaca tentang tarian oksang. Banyak yang sudah berada dilevel
kognitif yang paling tinggi dari penulis, akan tetapi tidak mengurangi rasa
optimisme penulis sebagai putra daerah Aplim Apom akan terus mencoba menggali
suatu rahasia dibalik tarian oksang. Tarian oksang adalah industri profit yang
berkembang sejak awal penciptaan manusia di Aplim Apom. Mengapa dikatakan
profit?, karena bangunan oksang dipakai untuk mencari keuntungan, walaupun
tidak terlihat secara jelas karena lebih menonjol pada jasanya. Misalnya, tamu
undangan penari oksang selalu membawa imbalan/ benda-benda berharga untuk
memberikan kepada pemilik oksang aip dan sebaliknya pemilik menyiapkan
barang-barang berharga untuk tamunya, jadi terjadilah barter.
tete menarik skali nek nanti z turun baru tete ceritakan nanti
BalasHapus