KISAH SEJARAH PENCIPTAAN MANUSIA APLIM APOM
DARI APIWOL-APIWOL MASING-MASING
A. PENDAHULUHAN
Setiap Suku Bangsa
di Dunia merajut kisahnya dalam bentuk Cerita, Puisi, Lagu, Legenda dan Pantun bahkan legenda itu dirajut
serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa Tradisi Budaya, Adat
Istiadat, Hukum atau Norma sebagai acuan suatu Tata Nilai Kemasyarakatan, maka
di Kabupaten Pegunungan Bintang adalah
suatu Kabupaten yang terdiri dari berbagai kisa cerita tentang kebudayan dari
penciptaan sampai sekarang masih menjadi misteri atau belum diketahui oleh
suku-suku lain dari suku pegunungan bintang? dan merupakan masyarakat memilki
beragam bahasa/dialek, yang berlandaskan
pada satu ideology dan fisalsafat hidup adat istiadat, Sedang keberagaman
sertifikasi sosial masyarakat, ada suku, ada klent/marga, ada rumah adat, dan masyarakat setemapat, alam
yang tampak dalam kisah 1000 cerita yang belum di dokumentasikan, kisah cerita yangmerupkan suatu nilai
kehidupan social yang tampak di dalam kehidupan suku Aplim Apom yang bisa kita
jumpai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dari orang tua sampai pada anak-anak, supaya kisah ceriata
ini dapat bertahan dan dapat hidup dalam pengaru Modern sekarang ke depan maka
penulis kembangkan sebua wacana yang
disepakati oleh seluruh masyarakat Aplim-Apom, untuk itu diperlukan peran
intelektual yang kuat dan peran seluruh masyarakat Aplim Apom untuk dapat
memadukan dan menggerakan berbagai potensi yang ada guna mendokumentasikan
kisah penciptaan yang menjadi nilai dan norma kehidupan suku aplim-apom
dalam sebuah cerita yang dalam bentuk
Buku agar bisa bertahan, bisa dilihat,
diransahkan oleh seluruh manusia, Dalam hal ini peran intelektual sangat di
perlukan menggerakan masyarakat untuk melakukan suatu gajian teoritis dan
penulisan kisah ceriata pencitrahan suku Aplim apom, untuk itu pada kesempatan
ini, kami berbicara mengenai kisah penciptaan suku Aplim-Apom terdapat dalam
system teradisional yang berada di
Kabupaten Pegunungan Bintang, untuk mengidentifikasi persoalan mengenai penciptaan
Manusia tradsional Aplim Apom, dalam penulisan penulis menelah tentang
Ideologi, filsafat, Rumah-rumah adat Aplim-Apom, Marga/klent dan batas-batas Hak hulayat adat
Aplim Apom yang terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang.
B. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum sejarah
penciptaan yang harus dipahami adalah suku Aplim Apom yaitu setelah Manusia
Aplim-Apom yang di ciptakan oleh Atangki, Lalu Atangki memberi mereka Ilmu
pengetahuan dan harta maka darisanalah Manusia pertama ini bergerak dari ulki
menuju keseluruh tempat di mana orang asli Aplim-Apom tinggal menetap, Manusia
pertama yang diciptakan oleh Atangki ini deberi nama “isomka” untuk pria dan
untuk perempuan di berinama “iyonkora”, menurut penceritaan para tua-tua adat
ada yang mengatakan mulai bergerak dari barat ke ara selatan kemudian ke timur,
ke utara dan kembali ke tempat yang awal penciptaan dan ada yang mengatakan
dari arah barat ke timur, dari visi dan misi perjalanan ini, isomka dan
iyonkora mereka mulai membagi ilmu pengetahuan dan harta yang mereka milki
kepada Anak-anak mereka, yang mereka lahirkan selama dalam perjalanan atau yang
mereka lahirkan selama masih di ulki. Ilmu Pengetahaun dan harta kekayaan yang
bersifat fisik maupun non fisik, sebagai landasan atau sumber hidup Anak-anak
mereka dan cucu-cucu mereka di masa yang akan datang, adapun pembagian harta
kekayaan yang fisik yang tampak jelas bisa kita lihat yaitu Apiwol, Tanah, air
dan non fisik misalanya ilmu pengetahuan
tentang Adat istiadat dan pengetahuan tentang pengolahan sumberdaya alam hayati
dan non hayati dan pengetahuan tentang batas-batas wilayah sebagai
kekuasaannya.
APIWOL berasal
dari bahasa ngalum yang berati rumah
adat dan selalu di asosiasikan menjadi Aip
yang artinya rumah, I yang artinya mereka dan
Wol yang artinya jan di asumsikan menjadi “rumah yang memberi mereka
jalan kehidupan”, sebagai hak perwalian yang
mewakilih hak hulayat harta warisan nenek moyang. Konsep tentang
terjadinya Apiwol-apiwol memiliki banyak konotasi makna, variatif misalnya Tua-taua
adat sering katakan saya yang menjadi yang pertama dan benar atau memiliki
berbagai tifologi Apiwol-apiwol yang mewakli klent (apiwol uropmabin, apiwol
kasibmabin, Apiwol setamanki, Apiwol ningdana, Apiwol nalsa, apiwol alwolka,
apiwol yamsin, dll),
Kisah penceritaan
kelen melalui apiwol sangat evolutif dan dinamis karena konsep kisah terjadinya
manusia selalu mengalami perubahan fersi
cerita misalnya tentang gagasan-gagasan penceritaan kisah terjadinya
apiwol yang pertama dan kelent atau marga pertama dari pada masa awal,
pertengan dan akhir terjadi manusia Aplim Apom samape sekarang ini ada, cerita
tidak sesuai dengan gagasan-gagasan kisah penciptaan yang satu ini menjdi fariatif atau yang
sebernarnya, misalnya tetang alat-alat peletakan dasar terbentuknya apiwol yang
telah diberikan oleh nenek moyang mereka, persamahan pemahaman teradap kisah
cerita sejarah terjadinya Manusia Aplim Apom Apiwol saling mengklaim misalnya
kisah cerita apiwol maraga satu dengan apiwol marga yang lainya berbeda pendapat
walaupun cerita hampir mirip
Ap-Iwol (Rumah
Adat) merupakan tempat dari pusat seluruh kegiatan-kegiatan yang menyangkut
ideologi, filsafat hidup suku Aplim Apom, pusat dari seluruh Ilmu pengetahuan
yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat Adat setempat berupa ekonomi maupun
politik, dan pusat dari kegiatan keorganisasian masyarakat.
Pada awal pembagian harta kepada anak-anak
meraka disanalah awal dari penyebaran Apiwol di seluruh wilayah suku Aplim-Apom
itu berada yang berasal dari satu nenek moyang dan sumber kehidupan yang kita
pahami dalam kajian studi yang kami tulis dalam pemahaman tentang kisah-kisah cerita penciptaan yang kita bisa jumpai dalam
diri seorang Aplim-Apom atau kepala Apiwol, penceritaan Keasilaan Apiwol,
ideologi, dan filsafat (yang Kas) yang berasal dari nenek moyang ini sering
berbeda pendapat maupun saling mengklaim
antara Apiwol yang satu dengan Apiwol yang lain mengenai penciptaan sampai pada
manusia Aplim apom itu berada. Pemahaman
tentang perluh Apiwol di butuhkan suatu
kajian studi yang melingkupi seluru Apiwol yang ada dan tersebar di wilayah
suku aplim-apom yang berasal dari nenek moyang sebagai satu kesatuan, dalam
mendokumentasikan kisah cerita ini, dengan bentuk mendokumentasi tulisan harus,
melakukan penelitihan menyeluruh dari seluruh apiwol yang terdapat dan tersebar
di suku Aplim-Apom dan tidak boleh mendokumentasikan dari satu apiwol atau satu
orang kepala Aopiwol saja.
Pemahamannya tentang
kisah penciptaan manusia Aplim apom harus di akui bawah suku Aplim Apom tidak
berasal dari apa dan apa, tapi? Manusia Aplim Apom itu Diciptakan Oleh
Atangki (Tuhan) di Abenong Aplim Apom atau
Abenong Ulki (di bagian timur puncak yamin), Dan kisah penciptaan ini belum perna
didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajaian pustaka untuk
mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu kegiatan yang
bersifat ilmiah dengan terjun langsung ke lapangan (interviu) dengan
pihak-pihak yang bersangkutan yaitu kepala-kepala Apiwol.
Begitu pula dengan
Kisah penceritaan mengenai kelen atau
marga itu bermula dan berkembang sampai sekarang pemahaman teraap kelent yantu diciptakan
dan di karunia anak oleh Atangki maka mereka beri nama kepada anak-anak mereka
dengan nama: urop, kasip, kaklar, kalak/Ning dan alwol dari anak-anak inilah
mulai berkembangnya sistem marga atau klent yang bisa kita jumpai dalam diri
sistem suku yang berasal di suku aplim apom.
Nenek moyang mereka membagi menjadi dua klompok kelen besar yang disebut
dengan basen (Api) dan tukon (Air), Nenek moyang suku Aplim-Apom berasal dari satu nenek
moyang yang mana saya sebutkan diatas (isomka dan iyonkora), maka untuk
pemaknaan terhadap kisah penyebaran masyarakat adat suku Aplim-Apom lebih di harakan pada klent dan marga yang
merupakan cikal bakal dari nenek moyang satu ini.
Pada awal
pembagian harta kepada anak-anak disini pula ditentukan batas-batas wilayah
klent/marga, batas-batas dari wilayah tersebut meliputi Ok (air) dan mangol (Tanah)
yang merupakan wilayah hak hulayat marga/klent yang bersangkutan. Lambat laun
sistem marga ini mulai berkembang dengan memeliki beberapa anak cabang serta
penyebutan marga berbeda karena di pengaruhi bahasa dan dialek walaupun peyebutan
artinya sama.
Suku Aplim-Apom
terbagi atas 5 suku diantaranya suku Ngalum, suku kupel/ketengban, suku murop,
suku batom dan kambom yang mempunyai wilayah dan batas-batasnya yang jelas
telah di gariskan oleh nenek moyang mereka pada sahat pembagian harta sebagai
harta pusaka mereka, termasuk apiwol-apiwol yang tersebar di wilayah suku Aplim
Apom, apiwol-apiwol yang ada mewakili Tiap-tiap klent/marga yang merupakan
berasal dari satu sumber.
. 1. IDEOLOGI SUKU APLIM APOM
2. FILSAFAT HIDUP SUKU APLIM APOM
3. MARGA/KLENT SUKU APLIM APOM
4.FERSI CERITA MENURUT APIWOL-APIWOL SUKU
APLIM APOM
5. BATAS-BATAS WILAYAH
SUKU APLIM APOM
6. RUMAH-RUMAH ADAT PEGUNUNGAN BINTANG
Supaya Lambat laun Apiwolo sistem budaya yang diakui sebagai
sebua sistem nilai kemanusian yang paling menjajikan masah depan suku Aplim
apom dan pada dasarnya sistem Apiwol sesuai dengan nilai nilai luhur Aplim Apom
yang memanusiakan manusi.anggapan ini mucul karena berbagai faktor di antaranya
sudah bertahan lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar