Minggu, 20 Januari 2013


KISAH SEJARAH PENCIPTAAN MANUSIA APLIM APOM
DARI APIWOL-APIWOL MASING-MASING 
A. PENDAHULUHAN
Setiap Suku Bangsa di Dunia merajut kisahnya dalam bentuk Cerita, Puisi, Lagu,  Legenda dan Pantun bahkan legenda itu dirajut serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa Tradisi Budaya, Adat Istiadat, Hukum atau Norma sebagai acuan suatu Tata Nilai Kemasyarakatan, maka di Kabupaten Pegunungan Bintang  adalah suatu Kabupaten yang terdiri dari berbagai kisa cerita tentang kebudayan dari penciptaan sampai sekarang masih menjadi misteri atau belum diketahui oleh suku-suku lain dari suku pegunungan bintang? dan merupakan masyarakat memilki beragam bahasa/dialek,  yang berlandaskan pada satu ideology dan fisalsafat hidup adat istiadat, Sedang keberagaman sertifikasi sosial masyarakat, ada suku, ada klent/marga,  ada rumah adat, dan masyarakat setemapat, alam yang tampak dalam kisah 1000 cerita yang belum di dokumentasikan,  kisah cerita yangmerupkan suatu nilai kehidupan social yang tampak di dalam kehidupan suku Aplim Apom yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dari orang tua  sampai pada anak-anak, supaya kisah ceriata ini dapat bertahan dan dapat hidup dalam pengaru Modern sekarang ke depan maka penulis kembangkan sebua wacana  yang disepakati oleh seluruh masyarakat Aplim-Apom, untuk itu diperlukan peran intelektual yang kuat dan peran seluruh masyarakat Aplim Apom untuk dapat memadukan dan menggerakan berbagai potensi yang ada guna mendokumentasikan kisah penciptaan yang menjadi nilai dan norma kehidupan suku aplim-apom dalam  sebuah cerita yang dalam bentuk Buku  agar bisa bertahan, bisa dilihat, diransahkan oleh seluruh manusia, Dalam hal ini peran intelektual sangat di perlukan menggerakan masyarakat untuk melakukan suatu gajian teoritis dan penulisan kisah ceriata pencitrahan suku Aplim apom, untuk itu pada kesempatan ini, kami berbicara mengenai kisah penciptaan suku Aplim-Apom terdapat dalam system teradisional  yang berada di Kabupaten Pegunungan Bintang, untuk mengidentifikasi persoalan mengenai penciptaan Manusia tradsional Aplim Apom, dalam penulisan penulis menelah tentang Ideologi, filsafat, Rumah-rumah adat Aplim-Apom,  Marga/klent dan batas-batas Hak hulayat adat Aplim Apom yang terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang.

B. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum sejarah penciptaan yang harus dipahami adalah suku Aplim Apom yaitu setelah Manusia Aplim-Apom yang di ciptakan oleh Atangki, Lalu Atangki memberi mereka Ilmu pengetahuan dan harta maka darisanalah Manusia pertama ini bergerak dari ulki menuju keseluruh tempat di mana orang asli Aplim-Apom tinggal menetap, Manusia pertama yang diciptakan oleh Atangki ini deberi nama “isomka” untuk pria dan untuk perempuan di berinama “iyonkora”, menurut penceritaan para tua-tua adat ada yang mengatakan mulai bergerak dari barat ke ara selatan kemudian ke timur, ke utara dan kembali ke tempat yang awal penciptaan dan ada yang mengatakan dari arah barat ke timur, dari visi dan misi perjalanan ini, isomka dan iyonkora mereka mulai membagi ilmu pengetahuan dan harta yang mereka milki kepada Anak-anak mereka, yang mereka lahirkan selama dalam perjalanan atau yang mereka lahirkan selama masih di ulki. Ilmu Pengetahaun dan harta kekayaan yang bersifat fisik maupun non fisik, sebagai landasan atau sumber hidup Anak-anak mereka dan cucu-cucu mereka di masa yang akan datang, adapun pembagian harta kekayaan yang fisik yang tampak jelas bisa kita lihat yaitu Apiwol, Tanah, air dan  non fisik misalanya ilmu pengetahuan tentang Adat istiadat dan pengetahuan tentang pengolahan sumberdaya alam hayati dan non hayati dan pengetahuan tentang batas-batas wilayah sebagai kekuasaannya.
APIWOL berasal dari  bahasa ngalum yang berati rumah adat  dan selalu di asosiasikan menjadi Aip yang artinya rumah, I yang artinya mereka dan  Wol yang artinya jan di asumsikan menjadi “rumah yang memberi mereka jalan kehidupan”, sebagai hak perwalian yang  mewakilih hak hulayat harta warisan nenek moyang. Konsep tentang terjadinya Apiwol-apiwol memiliki banyak konotasi makna, variatif misalnya Tua-taua adat sering katakan saya yang menjadi yang pertama dan benar atau memiliki berbagai tifologi Apiwol-apiwol yang mewakli klent (apiwol uropmabin, apiwol kasibmabin, Apiwol setamanki, Apiwol ningdana, Apiwol nalsa, apiwol alwolka, apiwol yamsin, dll),
Kisah penceritaan kelen melalui apiwol sangat evolutif dan dinamis karena konsep kisah terjadinya manusia selalu mengalami perubahan fersi  cerita misalnya tentang gagasan-gagasan penceritaan kisah terjadinya apiwol yang pertama dan kelent atau marga pertama dari pada masa awal, pertengan dan akhir terjadi manusia Aplim Apom samape sekarang ini ada, cerita tidak sesuai dengan gagasan-gagasan kisah penciptaan  yang satu ini menjdi fariatif atau yang sebernarnya, misalnya tetang alat-alat peletakan dasar terbentuknya apiwol yang telah diberikan oleh nenek moyang mereka, persamahan pemahaman teradap kisah cerita sejarah terjadinya Manusia Aplim Apom Apiwol saling mengklaim misalnya kisah cerita apiwol maraga satu dengan apiwol marga yang lainya berbeda pendapat walaupun cerita hampir mirip
Ap-Iwol (Rumah Adat) merupakan tempat dari pusat seluruh kegiatan-kegiatan yang menyangkut ideologi, filsafat hidup suku Aplim Apom, pusat dari seluruh Ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat Adat setempat berupa ekonomi maupun politik, dan pusat dari kegiatan keorganisasian masyarakat.
 Pada awal pembagian harta kepada anak-anak meraka disanalah awal dari penyebaran Apiwol di seluruh wilayah suku Aplim-Apom itu berada yang berasal dari satu nenek moyang dan sumber kehidupan yang kita pahami dalam kajian studi yang kami tulis dalam pemahaman tentang kisah-kisah  cerita penciptaan yang kita bisa jumpai dalam diri seorang Aplim-Apom atau kepala Apiwol, penceritaan Keasilaan Apiwol, ideologi, dan filsafat (yang Kas) yang berasal dari nenek moyang ini sering berbeda pendapat maupun saling  mengklaim antara Apiwol yang satu dengan Apiwol yang lain mengenai penciptaan sampai pada manusia Aplim apom itu  berada. Pemahaman tentang  perluh Apiwol di butuhkan suatu kajian studi yang melingkupi seluru Apiwol yang ada dan tersebar di wilayah suku aplim-apom yang berasal dari nenek moyang sebagai satu kesatuan, dalam mendokumentasikan kisah cerita ini, dengan bentuk mendokumentasi tulisan harus, melakukan penelitihan menyeluruh dari seluruh apiwol yang terdapat dan tersebar di suku Aplim-Apom dan tidak boleh mendokumentasikan dari satu apiwol atau satu orang kepala Aopiwol saja.
Pemahamannya tentang kisah penciptaan manusia Aplim apom harus di akui bawah suku Aplim Apom tidak berasal dari apa dan apa, tapi? Manusia Aplim Apom itu Diciptakan Oleh Atangki  (Tuhan) di Abenong Aplim Apom atau Abenong Ulki (di bagian timur puncak yamin), Dan  kisah penciptaan ini belum perna didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajaian pustaka untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan terjun langsung ke lapangan (interviu) dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu kepala-kepala Apiwol.
Begitu pula dengan Kisah penceritaan  mengenai kelen atau marga itu bermula dan berkembang sampai sekarang pemahaman teraap kelent yantu diciptakan dan di karunia anak oleh Atangki maka mereka beri nama kepada anak-anak mereka dengan nama: urop, kasip, kaklar, kalak/Ning dan alwol dari anak-anak inilah mulai berkembangnya sistem marga atau klent yang bisa kita jumpai dalam diri sistem suku yang berasal di suku aplim apom.
 Nenek moyang mereka membagi  menjadi dua klompok kelen besar yang disebut dengan basen (Api) dan tukon (Air), Nenek moyang  suku Aplim-Apom berasal dari satu nenek moyang yang mana saya sebutkan diatas (isomka dan iyonkora), maka untuk pemaknaan terhadap kisah penyebaran masyarakat adat suku Aplim-Apom  lebih di harakan pada klent dan marga yang merupakan cikal bakal dari nenek moyang satu ini.
Pada awal pembagian harta kepada anak-anak disini pula ditentukan batas-batas wilayah klent/marga, batas-batas dari wilayah tersebut meliputi Ok (air) dan mangol (Tanah) yang merupakan wilayah hak hulayat marga/klent yang bersangkutan. Lambat laun sistem marga ini mulai berkembang dengan memeliki beberapa anak cabang serta penyebutan marga berbeda karena di pengaruhi bahasa dan dialek walaupun peyebutan artinya sama.
Suku Aplim-Apom terbagi atas 5 suku diantaranya suku Ngalum, suku kupel/ketengban, suku murop, suku batom dan kambom yang mempunyai wilayah dan batas-batasnya yang jelas telah di gariskan oleh nenek moyang mereka pada sahat pembagian harta sebagai harta pusaka mereka, termasuk apiwol-apiwol yang tersebar di wilayah suku Aplim Apom, apiwol-apiwol yang ada mewakili Tiap-tiap klent/marga yang merupakan berasal dari satu sumber.
 Yang perlu di gaji oleh kaum intelektual adalah sebagai berikut:
.           1.  IDEOLOGI SUKU APLIM APOM
 2.  FILSAFAT HIDUP SUKU APLIM APOM
3.  MARGA/KLENT SUKU APLIM APOM
4.FERSI CERITA MENURUT APIWOL-APIWOL  SUKU APLIM APOM
5.  BATAS-BATAS WILAYAH SUKU  APLIM APOM
6. RUMAH-RUMAH ADAT PEGUNUNGAN BINTANG
Supaya Lambat laun Apiwolo sistem budaya yang diakui sebagai sebua sistem nilai kemanusian yang paling menjajikan masah depan suku Aplim apom dan pada dasarnya sistem Apiwol sesuai dengan nilai nilai luhur Aplim Apom yang memanusiakan manusi.anggapan ini mucul karena berbagai faktor di antaranya sudah bertahan lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar