Minggu, 20 Januari 2013



MANUSIA APLIM APOM SEBELUM PERADABAN
BAB I
PENDAHULUAN

Aplim Apom adalah tempat dimana Atangki ( Allah ) menciptakan manusia pertama dan alam semestanya. Aplim Apom atau orang lebih sering menyebut puncak mandala merupakan dua gunung ternama di Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua. Menurut mitos masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, mereka diciptakan di sana dan menempatkan di setiap pinggiran sungai-sungai di wilayah barat, timur, utara dan selatan dari gunung Aplim Apom. Sejumlah sungai yang dimaksud adalah Okpapi, Oksop/Digul, Okbi, , Okbab ,Okyip, Oknangul, bime, Meme, Borme, Bime,Tanime, Eipomek, Okbem, Oktau, Oktahin,dsb. Dengan demikian mereka disebut manusia Aplim Apom artinya dari sanalah awal mula mereka diciptakan. Sejak turun temurun manusia Aplim Apom bertumbuh dan berkembang menjadi 7 suku besar yaitu; Kupel, Ngalum, Murob, Kambom, Kimki, Lepki, una ukam.
Pemahamannya tentang kisah penciptaan manusia harus di akui bahwa suku-suku di sana diciptakan oleh Atangki (Allah) digunung Aplim Apom. Kisah penciptaan suku-suku tersebut belum didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajian pustaka untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan interview langsung dengan pihak-pihak yang mempunyai kapasitas seperti kepala-kepala Apiwol atau kepala-kepala suku,(Rumah Adat).









BAB II
LETAK GEOGRAFIS APLIM APOM DAN WILAYAHNYA
A.    Keadaan Iklim

Keadaan iklim di Aplim Apom (puncak mandala) Kabupaten  Pegunungan Bintang  adalah iklim  tropis.  Oleh karena itu pada keadaan iklim tropis ini pada waktu pagi hari dan malam hari. Keadaan iklim secara umum suhu  berkisar antara 22 0C -49 0C. Keadaan iklim di masing-masing kutup: kutup Utara, Selatan, Timur, Barat. Pada kutup Utara pada siang suhu berkisar antara 20 0C -35 0C dan pada malam hari 23 0C -34 0C  sedang pada lintang Selatan suhu berkisar antara 27 0C -39 0C pada malam hari 24 0C -40 0C dan  pada lintang Timur suhu berkisar 25 0C -35 0C , kutup Barat suhu pada siang hari  berkisar antara 22 0C -34 0C, malam hari suhu berkisar antara  250C -350C. Maka dapat di lihat dari suhu masing-masing kutup, dapat mengambarkan bahwa  di suku Kupel-Ngalum di kabupaten pegunungan bintang  sangat bervariasi keadaan iklimnya  antara pagi hari dan malam hari.  Sehingga dapat dikatakan iklim tropis.  Oleh karena itu, manusia Aplim Apom (puncak mandala) kebanyakan  melakukan aktivitas pada pagi hari dan siang hari sedangkan pada malam hari yang melakukan akativitas hanya sedikit orang. Dalam hal ini orang melakukan aktivitas siang antara lain :  berkebun ,mandi dan melakukan aktivitas lainnya.
Oleh sebab itu waktu untuk melakauakan kegiatan sesuai dengan berat ringannya jenis kegiatan yang dilakukan artinya bahwa bila pekerjaannya berat orang akan melakukan kegiatan pada hari hingga sore hari dan sebaliknya bila pekerjaan ringan akan melakukan kegiatan pagi,siang,dan sore hari.  Kebanayakan waktu yang dipakai oleh masyarakat Aplim-Apom adalah matahari karena kebiasaan yang mengikuti arah matahari. Dengan demikian matahari untuk menghitung waktu tergantung pada posisi matahari. Untuk menghitung waktu melihat posisi bayangan orang tersebut antara lain jam enam (6) pagi, jam Sembilan (9) pagi , jam dua belas (12) siang dan jam tiga (3) sore  berdasarkan terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Namun khusus  untuk sore hari biasa ditandai dengan teriakan suara jangkrik (Nganam : sebutan bahasa Ngalum), saatnya mau pagi bias juga diketahui dengan siulan  burung (Nal Wengkaldon : sebutan bahasa Ngalum), di daratan dan sepanjang sungai dengan siulan burung yang berbeda dari berbagai macam burung.
Kemudian pada saat tiba musim apa saja dapat di tandai dengan ada tanda-tanda tertentu yang nyata maupun tidak nyata dapat di rasakan oleh masyarakat setempat misalanya, musim hujan, musim kemarau, dan musim semi. Karena masyarakat suku Kupel-Ngalum sudah terbiasa sehingga bila tiba musim seperti di atas bukan kejadian aneh bagi masyarakat dan masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi musim tersebut.
Pada musim hujan masyarakat Aplim Apom (pegunungan bintang) tidak melakukan banyak aktivitas karena pada musim hujan ini semua jalan menuju tempat aktivitas  dapat dipenuhi oleh air hujan, dapat menyebabkan kebanjiran serta naiknya lumpur di sepanjang jalan. Lalu pada musim hujan seperti ini suhu dapat di perkirakan mencapai 20 0C -30 0C. Sedangkan pada musim kemarau masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas antara lain: berburuh, bertani,dll, karena pada musim ini suhu dapat diperkirakan mencapai 35 0C -48 0C. sehingga masyarakat bila berada di rumah merasakan kepanasan lebih dari suhu tubuh normal maka lebih banayak mencari tempat-tempat yang mereka merasa aman misalanya di sepanjang sungai, hutan. Kemudian pada musim kemarau mereka melakukan aktivitas seperti pada musim hujan dan musim semi suhu di perkirakan mencapai 24 0C -49 0C.

B.     Keadaan Demografi

Letak keadaan demografi  dapat di lihat dari suatu aksioma bahwa setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang) dimana keluruhannya merupakan factor yang membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai unit atau kesatuan. Karena demikian sejarah dan geografi terkait ibarat kaitannya dengan : pelaku, waktu dan ruang secara terpadu. Dengan demikian letak geografis di suku Kupel-Ngalum Kabupaten Pegunungan Bintang dibawah gunung puncak mandala (Aplim-Apom) dengan ketinggian berkisar antara ± 9.400 kaki dari permukaan laut. Kemudian ibukota kabupaten pegunungan bintang tepatnya  di oksibil.  
Letak wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, dibagian Selatan berbatasan langsung dengan  Kabupaten Merauke dan beberapa kabupaten lain kemudian bagian Timur berbatasan langsung dengan Negara tetangga Papua New Guinea, bagian Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Keroom, kabupaten Jayapura serta bagian Barat bebatasan langsung dengan Kabupaten Yahukimo.  Kabupaten Pegunungan Bintang  mempunyai potensi alam yang sangat besar. Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Pegunungan Bintang antara lain : aneka tambang, rotan, damar, buah pandan, buah merah dan masih banyak potensi alam yang terkandung di tanah aplim apom sedangkan potensi sumberdaya manusia yang berpendidikan mencapai 80 % dan non berpendidikan 20 %. Tanah Aplim-Apom juga mempunyai daerah yang sangat luas dan setiap distrik serta kampung dapat dibatasi oleh berbagai macam gunung dan sungai. Setiap manusia Aplim-Apom mempunyai ciri khas dari 6 suku yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang dan dari 6 suku ini terdiri dari ± 32 distrik. Untuk itu salah jalan yang ditempuh oleh pejabat dan masayarakat kabupaten pegunungan bintang untuk menjangkau dari satu distrik ke distrik lain atau dari Jayapura-Sentani ke Oksibil atau ke distrik langsung adalah pesawat udara. Kemudian untuk  antar distrik dan kampung dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam-12 jam bahkan 1-3 hari. Oleh karena itu masyarakat Aplim-Apom melakukan kegiatan dari pagi sampai sore saja, karena sebagian besar distrik dan kampung tidak  mempunyai penerangan untuk  melakukan aktivitas pada malam hari. Mata pencarian masyarakat Aplim-Apom adalah berburuh(Kukus, Burung, Babi Hutan dan sebagainya) sedangkan para petani hanya berkebun. Kehidupan masyarakat Aplim Apom tidak terlepas dari alam karena alam dalam hal ini kepercayaan lebih percaya pada masing-masing suku sesuai ciptaan Tuhan (Atangki).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar