MANUSIA APLIM APOM SEBELUM PERADABAN
BAB I
PENDAHULUAN
Aplim Apom
adalah tempat dimana Atangki ( Allah ) menciptakan manusia pertama dan alam
semestanya. Aplim Apom atau orang lebih sering menyebut puncak mandala
merupakan dua gunung ternama di Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua.
Menurut mitos masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, mereka diciptakan di
sana dan menempatkan di setiap pinggiran sungai-sungai di wilayah barat, timur,
utara dan selatan dari gunung Aplim Apom. Sejumlah sungai yang dimaksud adalah Okpapi, Oksop/Digul, Okbi, , Okbab ,Okyip, Oknangul, bime, Meme, Borme,
Bime,Tanime, Eipomek, Okbem, Oktau, Oktahin,dsb. Dengan demikian mereka disebut
manusia Aplim Apom artinya dari sanalah awal mula mereka diciptakan. Sejak
turun temurun manusia Aplim Apom bertumbuh dan berkembang menjadi 7 suku besar
yaitu; Kupel, Ngalum, Murob, Kambom, Kimki, Lepki, una ukam.
Pemahamannya
tentang kisah penciptaan manusia harus di akui bahwa suku-suku di sana
diciptakan oleh Atangki (Allah) digunung Aplim Apom. Kisah penciptaan suku-suku
tersebut belum didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajian
pustaka untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu
kegiatan yang bersifat ilmiah dengan interview langsung dengan pihak-pihak yang
mempunyai kapasitas seperti kepala-kepala Apiwol atau kepala-kepala suku,(Rumah Adat).
BAB II
LETAK GEOGRAFIS APLIM APOM DAN WILAYAHNYA
A.
Keadaan
Iklim
Keadaan iklim di Aplim Apom (puncak mandala)
Kabupaten Pegunungan Bintang adalah iklim
tropis. Oleh karena itu pada
keadaan iklim tropis ini pada waktu pagi hari dan malam hari. Keadaan iklim secara
umum suhu berkisar antara 22 0C
-49 0C. Keadaan iklim di masing-masing kutup: kutup Utara, Selatan,
Timur, Barat. Pada kutup Utara pada siang suhu berkisar antara 20 0C
-35 0C dan pada malam hari 23 0C -34 0C sedang pada lintang Selatan suhu berkisar antara
27 0C -39 0C pada malam hari 24 0C -40 0C
dan pada lintang Timur suhu berkisar 25 0C
-35 0C , kutup Barat suhu pada siang hari berkisar antara 22 0C -34 0C,
malam hari suhu berkisar antara 250C
-350C. Maka dapat di lihat dari suhu masing-masing kutup, dapat
mengambarkan bahwa di suku Kupel-Ngalum
di kabupaten pegunungan bintang sangat
bervariasi keadaan iklimnya antara pagi
hari dan malam hari. Sehingga dapat
dikatakan iklim tropis. Oleh karena itu,
manusia Aplim Apom (puncak mandala) kebanyakan
melakukan aktivitas pada pagi hari dan siang hari sedangkan pada malam
hari yang melakukan akativitas hanya sedikit orang. Dalam hal ini orang
melakukan aktivitas siang antara lain :
berkebun ,mandi dan melakukan aktivitas lainnya.
Oleh sebab itu waktu untuk melakauakan kegiatan
sesuai dengan berat ringannya jenis kegiatan yang dilakukan artinya bahwa bila
pekerjaannya berat orang akan melakukan kegiatan pada hari hingga sore hari dan
sebaliknya bila pekerjaan ringan akan melakukan kegiatan pagi,siang,dan sore
hari. Kebanayakan waktu yang dipakai
oleh masyarakat Aplim-Apom adalah matahari karena kebiasaan yang mengikuti arah
matahari. Dengan demikian matahari untuk menghitung waktu tergantung pada
posisi matahari. Untuk menghitung waktu melihat posisi bayangan orang tersebut
antara lain jam enam (6) pagi, jam Sembilan (9) pagi , jam dua belas (12) siang
dan jam tiga (3) sore berdasarkan
terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Namun khusus untuk sore hari biasa ditandai dengan
teriakan suara jangkrik (Nganam : sebutan bahasa Ngalum), saatnya mau pagi bias
juga diketahui dengan siulan burung (Nal
Wengkaldon : sebutan bahasa Ngalum), di daratan dan sepanjang sungai dengan
siulan burung yang berbeda dari berbagai macam burung.
Kemudian pada saat tiba musim apa saja dapat di tandai dengan ada
tanda-tanda tertentu yang nyata maupun tidak nyata dapat di rasakan oleh
masyarakat setempat misalanya, musim hujan, musim kemarau, dan musim semi.
Karena masyarakat suku Kupel-Ngalum sudah terbiasa sehingga bila tiba musim
seperti di atas bukan kejadian aneh bagi masyarakat dan masyarakat dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapi musim tersebut.
Pada musim hujan masyarakat Aplim Apom (pegunungan
bintang) tidak melakukan banyak aktivitas karena pada musim hujan ini semua
jalan menuju tempat aktivitas dapat
dipenuhi oleh air hujan, dapat menyebabkan kebanjiran serta naiknya lumpur di
sepanjang jalan. Lalu pada musim hujan seperti ini suhu dapat di perkirakan
mencapai 20 0C -30 0C. Sedangkan pada musim kemarau
masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas antara lain: berburuh,
bertani,dll, karena pada musim ini suhu dapat diperkirakan mencapai 35 0C
-48 0C. sehingga masyarakat bila berada di rumah merasakan kepanasan
lebih dari suhu tubuh normal maka lebih banayak mencari tempat-tempat yang
mereka merasa aman misalanya di sepanjang sungai, hutan. Kemudian pada musim
kemarau mereka melakukan aktivitas seperti pada musim hujan dan musim semi suhu
di perkirakan mencapai 24 0C -49 0C.
B.
Keadaan
Demografi
Letak keadaan demografi dapat di
lihat dari suatu aksioma bahwa setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki
lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang) dimana keluruhannya merupakan
factor yang membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai unit atau kesatuan.
Karena demikian sejarah dan geografi terkait ibarat kaitannya dengan : pelaku,
waktu dan ruang secara terpadu. Dengan demikian letak geografis di suku Kupel-Ngalum
Kabupaten Pegunungan Bintang dibawah gunung puncak mandala (Aplim-Apom) dengan
ketinggian berkisar antara ± 9.400 kaki dari permukaan laut. Kemudian ibukota
kabupaten pegunungan bintang tepatnya di
oksibil.
Letak wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, dibagian
Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Merauke dan beberapa kabupaten lain kemudian bagian Timur berbatasan langsung
dengan Negara tetangga Papua New Guinea, bagian Utara berbatasan langsung
dengan Kabupaten Keroom, kabupaten Jayapura serta bagian Barat bebatasan
langsung dengan Kabupaten Yahukimo. Kabupaten
Pegunungan Bintang mempunyai potensi
alam yang sangat besar. Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Pegunungan
Bintang antara lain : aneka tambang, rotan, damar, buah pandan, buah merah dan
masih banyak potensi alam yang terkandung di tanah aplim apom sedangkan potensi
sumberdaya manusia yang berpendidikan mencapai 80 % dan non berpendidikan 20 %.
Tanah Aplim-Apom juga mempunyai daerah yang sangat luas dan setiap distrik
serta kampung dapat dibatasi oleh berbagai macam gunung dan sungai. Setiap manusia
Aplim-Apom mempunyai ciri khas dari 6 suku yang ada di Kabupaten Pegunungan
Bintang dan dari 6 suku ini terdiri dari ± 32 distrik. Untuk itu salah jalan
yang ditempuh oleh pejabat dan masayarakat kabupaten pegunungan bintang untuk
menjangkau dari satu distrik ke distrik lain atau dari Jayapura-Sentani ke
Oksibil atau ke distrik langsung adalah pesawat udara. Kemudian untuk antar distrik dan kampung dapat ditempuh
dengan jalan kaki selama 2 jam-12 jam bahkan 1-3 hari. Oleh karena itu
masyarakat Aplim-Apom melakukan kegiatan dari pagi sampai sore saja, karena
sebagian besar distrik dan kampung tidak
mempunyai penerangan untuk
melakukan aktivitas pada malam hari. Mata pencarian masyarakat
Aplim-Apom adalah berburuh(Kukus, Burung, Babi Hutan dan sebagainya) sedangkan
para petani hanya berkebun. Kehidupan masyarakat Aplim Apom tidak terlepas dari
alam karena alam dalam hal ini kepercayaan lebih percaya pada masing-masing
suku sesuai ciptaan Tuhan (Atangki).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar